“Dan hendaklah setiap
orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)…”
Tertunduk malu ku membaca FirmanMu
Jika telapak kaki Rasulullah sampai membengkak
karena banyak shalat
Jika harta Abu Bakar sampai habis untuk kepentingan
ummat
Jika ayah Abu Ubaidah harus mati ditangannya karena perang Badar
Jika tubuh Bilal Bin rabah sampai ditimpa batu karena mempertahankan
agamanya
Jika mata Ibnu Umar sampai buta karena sering menangis takut
padaMu
Jika badan Ummu Umarah terkena 12 sayatan pedang untuk
melindungi Rasululloh
Lalu Aku?
Amal apa yang telah ku persiapkan untuk
akhirat?
Pengorbanan apa yang telah ku dedikasikan
untuk agamaku?
Selama ini…
Aku lebih menyibukkan diri dengan dunia
daripada akhirat
Ibadahku hanya sebatas ritual belaka
Bahkan amalan sekecil senyumpun jarang ku
niatkan karenaMu
Selama ini…
Mataku
lebih banyak ku gunakan untuk melihat apa yang tersurat daripada apa yang
tersirat dari ciptaanMu
Telingaku
lebih banyak ku gunakan untuk mendengar gurauan daripada nasihat
Lisanku
lebih banyak ku gunakan untuk canda tawa daripada berdzikir dan menangisi
dosa-dosaku
Tanganku
lebih banyak ku gunakan untuk menengadah daripada mengulurkan
Pikiran ku
pun lebih banyak tercurah untuk masalah duniawi daripada ukhrowi
Pantaskah aku memimpikan bertemu Rasululloh
dan para Sahabat
Sementara…
Amalanku tak mampu menyeimbangi amal mereka
Bahkan sangat jauh tertinggal
Jika darah telah mereka korbankan di
jalanMu…
Sedangkan aku…
Keringat yang keluar pun belum seberapa
besar untuk agama ini
Astaghfirulllaahal‘Adziim...
Sungguh aku malu padaMu Ya Rabb
Tertunduk malu ku membaca firmanMu
Jika Rasulullah
sempat berwasiat untuk menjaga shalat dan menyantuni orang fakir menjelang
sakaratul mautnya
Jika Zaid
Bin Haritsah wafat karena tikaman tatkala memegang bendera perang
Jika Ja’far
bin Abu Thalib wafat karena dua tangannya terputus tatkala perang
Jika Hamzah
Bin Abdul Mutholib wafat karena ditombak dan dirobek perutnya
Jika
masyitoh dan keluarganya wafat karena direbus dalam belanga
Lalu Aku?
Bagaimana dengan akhir hidupku kelak?
Apakah ketika saat itu tiba….
Lisanku
sedang tersenyum dan memuji keagunganMu
ataukah sedang
menangis dan mengeluh atas cobaanMu
Apakah ketika saat itu tiba….
Ragaku
sedang bergerak dalam rangka ketaatan
ataukah
dalam rangka kemaksiatan
Pantaskah aku
berharap meninggal dengan husnul khotimah
Sementara…
Ku tak
serius menjaga kualitas dan kuantitas ibadahku setiap saat
Imanku
mudah goyah dan azzamku pun mudah surut
Astaghfirulllaahal‘Adziim...
Sungguh aku
malu padaMu Ya Rabb
“Maka apabila mata
terbelalak (ketakutan), dan bulan pun telah hilang cahayanya, lalu matahari dan
bulan dikumpulkan, pada hari itu manusia berkata: kemana tempat lari?“
Tertunduk malu ku membaca firmaMu
Lisanku selalu berucap percaya pada Hari
Akhir
Dan hatiku pun meyakininya
Tapi…
Jarang ku menangis karena takut jika hari
itu tiba
Jarang ku sadar jika hari itu semakin dekat
Padahal Engkau selalu mengingatkanku
Betapa dahsyatnya Hari Akhir
Pada hari itu…
Alam
semesta beserta isinya binasa tanpa tersisa
Bumi terguncang
dan gunung pun luluh lantah
Tak ada
lagi rasa empati satu sama lain
Semua sibuk
dengan urusannya masing-masing
Pantaskah aku berharap pada hari itu
termasuk golongan yang ditinggikan
Sementara sikapku mencerminkan golongan
yang direndahkan
Astaghfirulllaahal‘Adziim...
Sungguh aku malu padaMu Ya Rabb
“Dan dihadapan mereka
ada barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan”
Tertunduk malu ku membaca firmanMu
Apakah pada saatnya nanti aku bisa menjawab
pertanyaan Munkar dan Nakir
Ataukah…
mulutku kelu tak bersuara akibat dosa yang
kuperbuat
Apakah nanti kuburanku dilapangkan
Ataukah…
disempitkan hingga berselisih tulang belulangku
Pantaskah aku berdo’a agar terhindar dari
siksa kubur
Pantaskah aku berharap ada cahaya yang
menerangi kuburku
Sementara…
Shalatku belum mencapai tingkat kekhusyuan
Tilawahku belum sampai pada tadabbur
Sedekahku hanya di saat lapang
Tangisku lebih banyak karena masalah dunia
Lisanku pun mudah tergelincir pada perkataan dusta
Astaghfirulllaahal‘Adziim...
Sungguh aku malu padaMu Ya Rabb
“(Yaitu) pada hari
(ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan
mereka (manusia) berkumpul (di padang Mahsyar) menghadap Alloh Yang Maha Esa
lagi Maha Perkasa”
Tertunduk malu ku membaca firmanMu
Di padang mahsyar...
Umat yang dihisab pertama kali adalah umat
Muhammad
Ketika yang lain merasakan waktu di padang
mahsyar seperti puluhan ribu
tahun di dunia
Ummat Muhammad akan merasakan waktu itu
seperti antara dzuhur dan ashar
Betapa beruntungnya ummat Muhammad
Namun...
Pantaskah aku mengaku sebagai umatnya
Pantaskah aku mengharapkan syafaatnya
Sementara...
Sikapku jauh dari keteladanannya
Salawatku untuknya tak sesering do’anya untuk ummat
Cintaku untuknya tak sebesar cintanya pada ummat
Sampai diakhir hayatnya Muhammad berucap:
ummaty.. ummaty.. ummaty
Tak pernah terbayangkan olehku…
Ketika matahari begitu dekat dengan kepala
Ketika manusia tenggelam oleh keringatnya
sendiri
Ketika air mata menjadi air mata darah
Ketika seorang Ibu mencampakkan anaknya
Apakah ketika itu…
Wajahku akan terlihat berseri-seri
Ataukah…
Wajahku akan seperti kera atau babi
Kepalaku di atas dan kakiku dibawah
Kondisiku buta, tuli, tidak berakal
Dan…
Dari mulutku keluar nanah yang menjijikan
Pantaslah kiranya
Engkau mengatakan ketika itu manusia akan bertanya “Kemana tempat lari?”
Dan Engkau
pun menjanjikan bahwa tidak ada tempat
bernaung selain naunganMu...
Lalu...
Pantaskah aku
mengharapkan naunganMu
Apakah aku
pantas berharap menjadi bagian dari
tujuh golongan yang Kau Naungi
Sementara Aku …
Aku tidak
seperti pemimpin yang adil
Aku tidak
seperti pemuda yang menghabiskan waktunya untuk ibadah
Aku tidak
seperti orang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid
Aku tidak
seperti orang yang menolak untuk bermaksiat karena takut padaMu
Aku tidak
seperti orang yang saling mencintai saudaranya karenaMu
Aku tidak
seperti orang yang mampu menyembunyikan sedekahnya hingga tangan kiri pun tak
tahu
Dan…
Aku pun tidak
seperti orang yang selalu mengingatMu
dalam kesendirian disertai deraian air mata
Astaghfirulllaahal‘Adziim...
Sungguh aku malu padaMu Ya Rabb
“Setiap umat dipanggil
untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan atas
apa yang telah kamu kerjakan”
Tertunduk malu ku membaca firmanMu
Ketika hisab nanti…
Apakah tanpa melalui proses hisab
sedikitpun
Ataukah hisab yang ringan
Ataukah proses hisabku akan berat sekali
Ketika hisab nanti…
Apakah timbangan kebaikanku yang lebih
besar
Ataukah justru timbangan keburukanku
Ketika pembagian buku catatan amal nanti…
Apakah Aku termasuk orang yang diberikan
catatan dari kanan
Ataukah diberikan dari kiri
Ataukah diberikan dari belakang
Tak sanggup kubayangkan
Bagaimana kata-kata
yang keluar tanpa kusadari pun akan Kau mintai pertanggungjawaban
Bagaimana mulut yang selama ini pandai
berkelit akan terkunci rapat
Bagaimana anggota tubuhku akan menjadi
saksi atas apa yang telah kuperbuat
Bagaimana semua hartaku akan berubah
menjadi ular yang sangat berbisa
Tak sanggup ku bayangkan
Apa yang akan ku jawab ketika Kau bertanya…
Kau habiskan untuk apa umurmu?
Apa yang kau amalkan dengan ilmumu?
Darimana kau peroleh hartamu dan kau
gunakan untuk apa?
Keletihan karena apa yang kau rasakan atas
jasadmu?
Astaghfirulllaahal‘Adziim...
Sungguh aku malu padaMu Ya Rabb
“Telah
sampai kepadaku bahwasanya shirath itu lebih tipis dari rambut dan lebih tajam
dari pedang”
Tertunduk malu ku membaca firmanMu
Tak pernah terbayangkan jika aku harus
melewati…
Jembatan
yang begitu tipis, licin dan dipenuhi kawat-kawat berduri
Dan di bawah
jembatan itu ada neraka jahannam
Apakah ketika itu…
Aku bisa melewatinya tanpa rintangan
Ataukah…
Melewatinya dengan rintangan besar
Ataukah…
Langsung terjatuh ke dalam neraka jahannam
Ketika saat itu tiba…
Tak ada
seorang pun yang bersuara
Kecuali…
Para Rosul
yang berdo’a: allaahumma sallim,, sallim,,
Pantaskah aku berharap selamat dari jembatan
shirath
Sementara…
Amal
dan keimananku padaMu tak sebesar dosa
dan kekufuranku
Astaghfirulllaahal‘Adziim...
Sungguh aku malu padaMu Ya Rabb
Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka
dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan
timbangan (kebaikan) nya, maka tempat kembalinya adalah Neraka Hawiyah.
Tertunduk malu ku membaca firmanMu
Ketika kehidupan yang abadi itu tiba
Kau akan memasukanku kemana Ya rabb
Apakah ke surgaMu
Tempat dimana…
Tidak panas dan tidak pula dingin
Dinaungi pohon-pohon surga
Makanannya sangat lezat dan apapun ada
Minumannya dari mata air surga
Pakaiannya dari sutera
Dan…
Segala keindahannya tidak dapat terjangkau
oleh indera
Ataukah ke nerakaMu
Tempat dimana…
Bahan bakarnya batu dan manusia
Makanannya pohon berduri
Minumanya seperti besi yang mendidih
Pakaiannya dari api neraka
Dan…
Seburuk-buruknya tempat kembali
Sungguh aku takut Kau memasukanku ke neraka
Tapi,, aku juga tak pantas menjadi penghuni
surga
Astaghfirulllaahal‘Adziim...
Sungguh aku malu padaMu Ya Rabb
No comments:
Post a Comment